Site news

Date added: 28-04-2016 Kota Hujan Bermandikan Ratusan Lampu LED

Rabu, 27 April 2016, 16:00 WIB
 

Sorot lampu LED semakin mudah ditemui di Kota Bogor pada malam hari. Lampu warna-warni itu pun semakin menambah keindahan malam di Kota Hujan.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sudah menyatakan komitmennya mengurangi emisi gas buang untuk mengurangi pemanasan global. Sebagai salah satu bentuk nyata, Pemkot Bogor telah memasang 165 lampu LED. 
 
"Lampu untuk penerangan jalan umum (PJU) sengaja ditempatkan di tengah kota yang dekat dengan Kebun Raya Bogor (KRB)," ujar Kepala Seksi Pembangunan PJU dan Dekorasi Kota Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor Feby Darmawan, Selasa (26/4). 
 
Feby menjelaskan, lampu bekas dari PJU yang sudah diganti LED akan dialihkan ke beberapa ruas jalan di sisi Kota Bogor. Secara bertahap, kata dia, Pemkot Bogor akan mengonversi semua lampu PJU konvesional menjadi lampu LED hingga mencapai 31 ribu pada 2031. 
 
Lampu tersebut merupakan bantuan dari Organisasi International Council for Local Environmental Initiatives (ICLEI). "Pemasangan lampu lainnya sudah dilakukan sejak sebulan lalu. Lampu LED dengan daya 125 Watt ini jauh lebih hemat dan ramah lingkungan dibanding lampu konvensional yang berdaya 250 Watt," jelas Project Officer ICLEI Selamet Daroini.
 
Selain itu, lanjut Selamet, lampu LED juga lebih tahan lama karena bisa menyala selama 50 ribu jam atau sekitar 15 tahun. Menurutnya, setelah berumur 15 tahun maka lampu tetap menyala, tapi terangnya hanya 70 persen.
 
Selamet menyatakan, pemasangan 165 lampu LED disebar di beberapa ruas jalan pusat Kota Bogor. DI antaranya, Jalan Halimun dan Jalan Pangrango sebanyak 19 buah, Jalan Otista 25 buah, Jalan Pahlawan 51 buah, Jalan Empang delapan buah, Jalan Paledang 22 buah, Jalan Kapten Muslihat 17 buah, Jalan Kantor Batu tujuh buah, dan Jalan Salak 16 buah. "Total biaya semua lampu Rp 1,3 miliar yang merupakan dana bantuan ICLEI bagi Kota Bogor," tutur dia. 

Pemkot Bogor memang sedang gencar melakukan upaya untuk mengurangi pemanasan global. Salah satunya, Pemkot Bogor dengan ICLEI berkomitmen untuk mengurangi penggunaan emisi gas rumah kaca. "Dengan penurunan penggunaan gas emisi, diharapkan efek pemanasan global akan berkurang di masa depan," kata Selamet. 
 
Selamet menyatakan, kontribusi emisi gas banyak disumbang dari aktivitas mal,HOTEL, transportasi, dan metal. Maka, dalam pengurangan gas emisi tersebut, kata dia, bisa dilakukan dengan menggunakan transportasi umum, berjalan kaki, menggunakan sepeda kayu, dan mengganti bahan bakar minyak (BBM) dengan gas. "Program tersebut akan berhasil dengan dukungan dari berbagai pihak, sehingga komitmen menurunkan gas emisi dapat dicapai," tutur Selamet. 

Wali Kota Bogor Bima Arya menargetkan jumlah emisi Kota Bogor dapat direduksi sekitar 29 persen. Tentunya, ia berharap, target tersebut bisa mengurangi emisi gas yang diperkirakan pada 2020 mencapai 5,59 juta ton.

Bekerja sama dengan ICLEI, Bima menegaskan, Kota Bogor memiliki bantuan mitigasi, adaptasi, dan pengurangan bencana. "Dari mitigasi bisa mengurangi emisi gas rumah kaca, sehingga efek pemanasan global di masa depan dapat berkurang," jelas Bima. 

Tak hanya itu, German Organisation for International Cooperation (GIZ) juga akan menjajaki kelanjutan bantuan kerja sama dengan Kota Bogor. Bima mengaku, akan memberikan pemaparan dan evaluasi penataan Kota Bogor tekait transportasi dan lingkungan hidup yang diapresiasi pihak GIZ.
 
Menurut Bima, Pemkot Bogor juga akan bekerja sama di bidang transportasi dalam bentuk mengonversi semua angkot ke Transpakuan dan bidang lingkungan dengan membuat pedestrian. Hal tersebut, bagi Bima, merupakan bagian dari dukungan GIZ terhadap upaya penurunan gas emisi di Kota Bogor. "Pedestrian di Nyi Raja Permas juga dibangun atas biaya dari GIZ dan semoga ke depan kerja samanya bisa dalam bentuk pendanaan pedestrian," jelasnya.  c32, ed: Endro Yuwanto

Loading...